MAKALAH
Pembimbing :
Irni Dwi Sari, S.Pd
Penyusun :
Dina Ayu Lestari
Baiq Astuti Anggraini
Fahrurrozy
Kannia Muslimah
Nur Latifah
Susi Susmawati
SMA Negeri 1 Alas
2016/2017
KATA
PENGANTAR
uji
syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan cukup baik. Makalah ini
disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang aspek sosial yang ada
didalam masyarakat. Kami menyajikan pembahasan dan kajian pustaka yang didasarkan
dari berbagai sumber dan penelitian maupun observasi yang telah kami lakukan
sendiri.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan
terimakasih yang tak terhingga kepada pihak yang telah membantu kami melalui
bimbingan, dukungan, motivasi, dan do’a dalam menyelesaikan karya ilmiah ini,
terutama kepada ibu Irni Dwi Sari, S.Pd selaku guru pembimbing yang telah
banyak memberikan saran dan bimbingan kepada kami sejak awal penulisan sampai
dengan akhir makalah ini. Ucapan terimakasih juga kami sampaikan kepada
narasumber yang telah memberikan penjelasan dan komentar terkait dengan
pembahasan makalah ini. Tak lupa juga kami haturkan kata maaf kepada pembaca
atau pendengar sekalian apabila ada kesalahan kata, karena makalah ini
semata-mata disusun untuk memberikan referensi lebih dalam. Kami berharap
makalah yang kami sajikan dapat memperluas wawasan kita sebagai siswa. Serta
untuk memotivasi kita semua, terutama para generasi muda, agar muncul kemauan
untuk lebih memahami masyarakat disekitar kita, terutama mengenai keadaan
sosial masyarakat. Kami segenap penyusun berharap untuk saran dan kritik yang
bersifat membangun guna untuk pedoman
pada makalah kami selanjutnya.
Akhir kata kami mengucapkan
terimakasih dan selamat membaca, semoga tulisan ini bermanfaat bagi para
pembaca sekalian.
Alas,
11 Januari 2017
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR..............................................................................................................1
DAFTAR
ISI.............................................................................................................................2
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang.........................................................................................................3
1.2 Rumusan
Masalah....................................................................................................3
1.3 Tujuan
Masalah........................................................................................................3
1.4 Manfaat....................................................................................................................3
1.5 Ruang
Lingkup.........................................................................................................3
1.6 Metode
Penelitian.....................................................................................................4
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori
dan Pengertian Perubahan
Sosial....................................................................5
B. Bentuk-Bentuk
Perubahan
Sosial.............................................................................6
C. Faktor-Faktor
yang Memengaruhi Perubahan Sosial...............................................7
D. Dampak-Dampak
Perubahan
Sosial.........................................................................9
BAB
III PEMBAHASAN
A. Desa
Juranalas........................................................................................................13
B. Desa
Kalimango.....................................................................................................14
C. Desa
Dalam............................................................................................................16
D. Desa
Baru...............................................................................................................18
E. Desa
Luar...............................................................................................................20
F. Desa
Labu
Alas......................................................................................................21
BAB
IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.............................................................................................................24
B. Saran.......................................................................................................................24
DAFTAR
PUSTAKA.............................................................................................................25
LAMPIRAN............................................................................................................................26
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rasa keingintahuan kami
yang sangat besar mendorong kami untuk membuat karya ilmiah dengan judul
“Perubahan Sosial Di Kehidupan Masyarakat”. Seperti yang kita ketahui bahwa
setiap kelompok masyarakat dimanapun mereka berada pasti pernah mengalami
perubahan-perubahan. Perubahan ini ada yang bersifat mencolok dan ada pula yang
bersifat kurang mencolok, ada yang berlangsung secara cepat dan ada pula yang
berlangsung secara lambat, ada yang berpengaruh besar dan ada pula yang
berpengaruh kecil. Perubahan-perubahan itu dapat berupa perubahan terhadap
nilai dan norma-norma sosial, pola-pola prikelakuan, organisasi sosial, susunan
lembaga-lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan
wewenang, interaksi sosial dan lain sebagainya. Perubahan-perubahan yang
terjadi didunia ini memang telah berlangsung sejak dahulu kala, hanya saja pada
zaman sekarang perubahan-perubahan tersebut telah berjalan dengan sangat cepat.
Bahkan dengan adanya kemajuan yang pesat dibidang tekhnologi informasi dan
komunikasi, maka pengaruh-pengaruhnya pun telah menjalar sangat cepat ke bagian-bagian
dunia lain.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Bagaimana persoalan keadaan sosial di
beberapa desa yang ada di Kecamatan Alas ?
2.
Bagaimana dampak perbedaan keadaan
sosial beberapa desa di Kecamatan Alas ?
3.
Bagaimana solusi agar perbedaan tersebut
tidak berpengaruh besar ?
4.
Apa sajakah metode yang dapat dilakukan
agar solusi tersebut dapat berjalan dengan baik ?
1.3 Tujuan Masalah
1.
Untuk mengetahui tentang persoalan
keadaan sosial di beberapa desa yang ada di Kecamatan Alas.
2.
Dapat mengidentifikasi dampak perbedaan
keadaan sosial antar desa di Kecamatan Alas.
3.
Dapat memberikan ruang pemikiran terkait
solusi agar perbedaan tersebut tidak berpengaruh besar bagi masyarakat.
4.
Untuk mengetahui metode apa saja yang
dapat dilakukan agar solusi tersebut dapat berjalan dengan baik.
1.4 Manfaat
1.
Dapat mengenal lebih dalam tentang
perubahan apa saja yang terjadi di lapisan masyarakat.
2.
Sebagai wadah dalam menyalurkan aspirasi
mengenai perubahan sosial yang terjadi.
1.5 Ruang Lingkup
Adapaun ruang lingkup
yang menjadi aspek kajian dari makalak ini yatu desa-desa yang ada di kecamatan
Alas meliputi Desa Juranalas, Desa Kalimango, Desa Dalam, Desa Baru, Desa Luar,
dan Desa Labu Alas.
1.6 Metode Penelitian
Metode penelitian yang
kami lakukan dalam pembuatan makalah ini yaitu observasi lapangan dan wawancara
terbuka dengan beberapa lapisan masyarakat dari masing-masing desa tersebut.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Teori dan Pengertian Perubahan
Sosial.
a.
Teori Evolusi Unilinear
Teori evolusi unilinear adalah teori yang beranggapan
bahwa manusia dan masyarakat serta kebudayaannya akan selalu mengalami
perubahan sesuai dengan tahapan tahapan tertentu dari bentuk kehidupan yang
sederhana ke bentuk kehidupan yang lebih komples. Teori perubahan sosial
dikemukakan oleh beberapa ahli seperti August Comtee, Herbert Spencer, Vilfredo
Pareto (Melakukan modifikasi menjadi teori siklus) dan Pitiim A. Sorokin.
Sorokin sebagai pendukung teori perubahan sosial ini
beranggapan bahwa masyarakat berkembang melalui tahap tahap yang masing masing
didasarkan pada suatu kepercayaan sebagai tahap pertama; indera manusia sebagai
tahap kedua; dan kebenaran sebagai tahap terakhir. Dalam teori ini, Spencer
beranggapan bahwa tidak perlu melalui tahapan tertentu untuk masyarakat
mengalami perubahan sosial, pasti terjadi. Dia menambahkan bahwa masyarakat
merupakan hasil perkembangan kelompok homogen ke kelompok heterogen baik sifat
maupun susunannya.
b.
Multilined Theories Of
Evolution
Teori perubahan sosial ini lebih menekankan pada
ketidaksepakatan tentang teori evolusi non linear. Hal ini dikarenakan
masyarakat yang mengalami perubahan sosial tidak dapat ditentukan mengalami
kemajuan (dengan kata lain linear). Dalam teori ini dijelaskan bahwa masyarakat
bisa saja mengalami perubahan sosial berupa kemunduran. Dengan munculnya teori
ini, para ahli sepakat bahwa perubahan sosial yang terjadi tidak dapat
disamakan proses suksesi pada biologi, yang akan selalu mengalami kemajuan akan
tetapi bersifat naik turun. Oleh karena itu teori evolusi unilinear tidak lagi
dipergunakan.
c.
Teori Siklus
Teori perubahan sosial ini menjelaskan tentang
perubahan sosial yang bagaikan roda yang sedang berputar, artinya perputaran
zaman merupakan sesuatu yang tidak dapat dielak oleh manusia siapapun dan tidak
dapat dikendalikan oleh siapapun. Bangkit dan mundurnya suatu peradapan
merupakan bagian dari sifat alam yang tidak dapat dikembalikan.
Teori ini diperkuat Ibnu Khaldun dalam bukunya yang
terkenal sejagat Muqadimah dan dijadikan sumber oleh Arnold Tonybee dalam
mempelopori teori perubahan sosial ini.
Teori ini berhubungan dengan tantangan dan tanggapan.
Apabila suatu masyarakat mampu memberikan tanggapan terhadap tantangan yang ada
dalam peradapannya maka masyarakat tersebut akan mengalami kemajuan. Akan
tetapi, bila tidak mampu, maka akan terjadi kemunduran bahkan kehancuran.
2. Pengertian
Perubahan Sosial
Berikut adalah pengertian perubahan
sosial menurut para ahli, yaitu :
a. Selo
Sumardjan, menyatakan bahwa perubahan sosial adalah segala perubahan pada
lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang memengaruhi
sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap, dan pola-pola
prilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. (Yad Mulyadi, 2015 : 5)
b. Kingsley
Davis, mendefinisikan perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam
struktur masyarakat. (Yad Mulyadi, 2015 : 5)
c. Wiliam
F.Ogburn, menyatakan bahwa perubahan sosial mencakup unsur-unsur kebudayaan,
baik materal maupun nonmaterial. (Yad Mulyadi, 2015 : 5)
B. Bentuk – Bentuk Perubahan Sosial.
Sesuai
dengan prosesnya, perubahan sosial dapat digolongkan menjadi beberapa bentuk,
yaitu sebagai berikut :
1. Perubahan
Sosial yang Berlangsung Secara Lambat dan Cepat.
a. Perubahan
Sosial yang Berlangsung Lambat.
Perubahan semacam ini
juga disebut perubahan secara evolusi dengan ciri-ciri nya antara lain perubahan
itu seolah-olah tidak terjadi, berlangsung secara lambat dan umumnya tidak
menimbulkan disentegrasi kehidupan. Contohnya, perubahan pada suku terasing
atau masyarakat desa tertinggal.
b. Perubahan
Sosial yang Berlangsung Secara Cepat.
Perubahan sosial
semacam ini biasa juga disebut perubahan secara revolusi. Perubahannya berlangsung
dengan waktu yang relatif cepat, menyangkut masalah-masalah yang berkaitan
dengan aspek mendasar, baik dalam bidang sosial budaya, sosial ekonomi, maupun
politik kekuasaan. Contohnya revolusi kemerdekaan bangsa Indonesia yang dicetus
pada tanggal 17 Agustus 1945.
Dampak dari revolusi
ini antara lain adanya perubahan-perubahan yang mendasar, seperti halnya
berikut ini :
· Bangsa
Indonesia menjadi bangsa yang merdeka.
· Terbentuknya
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
· Terbentuknya
pemerintahan yang berdaulat dan berkuasa penuh.
· Memiliki
landasan berbangsa dan bernegara, yaitu
Pancasila dan UUD 1945, serta memiliki lambang-lambang kebangsaan dan
kenegaraan, seperti bendera merah putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya,
lambang negara Garuda Pancasila dan lain-lain.
2. Perubahan
yang Pengaruhnya Kecil dan Besar.
a. Perubahan
yang Pengaruhnya Kecil
Perubahan semacam ini
tidak berdampak luas terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat, serta tidak
menimbukan perubahan pada struktur sosial. Contohnya : perubahan mode pakaian
atau gaya hidup.
b. Perubahan
yang Pengaruhnya Besar
Pengaruh semacam ini
akan berdampak luas, yang akan mengakibatkan terjadinya berbagai perubahan
dalam struktur sosial. Contohnya, penerapan teknologi komunikasi dan
telekomunikasi global akan memengaruhi berbagai perubahan hubungan sosial dan
lembaga sosial.
3. Perubahan
yang Dikehendaki dan Tidak Dikehendaki.
a. Perubahan
yang Dikehendaki
Perubahan semacam ini
memang direncanakan berdasarkan kehendak dan kepentingan orang banyak.
Contohnya, pembangunan waduk serbaguna yang berfungsi untuk membangun
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), memperlancar irigasi pertanian rakyat,
proyek perikanan air tawar, serta rekreasi dan pariwisata.
b. Perubahan
yang Tidak Dikehendaki
Perubahan semacam ini
terjadi secara insidental dan tiba-tiba, tetapi dampaknya seringkali sangat
menghawatirkan. Contohnya, bencana alam, seperti gempa bumi dan tsunami,
letusan gunung berapi, banjir disertai tanah longsor, dan lain-lain. Penanganan
cepat untuk bencana alam seperti ini antara lain penduduk diungsikan ke daerah aman,
ditransmigrasikan, atau daerah bencana rehabilitasi.
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Perubahan Sosial.
1. Faktor
dari Dalam
a. Perubahan
Jumlah Penduduk
Bertambahnya jumlah
penduduk yang sangat cepat, dapat menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan
dalam struktur masyarakat, terutama yang menyangkut masalah lembaga-lembaga
kemasyarakatan. Sedangkan berkurangnya jumlah penduduk terutama yang
diakibatkan oleh proses migrasi (seperti urbanisasi, transmigrasi, dan
lain-lain) juga dapat mengakibatkan kekosangan, misalnya pada bidang pembagian
kerja, statifikasi sosial yang pada gilirannya dapat berpengaruh pula terhadap
lembaga-lembaga kemasyarakatan di daerah yang ditinggalkannya.
b. Pertentangan
(konflik) dan Pemberontakan (revolusi) di Masyarakat
Suatu pertentangan (konflik),
baik itu berupa pertentangan nilai dan norma-norma, pertentangan agama, etnik,
politik, dan lain-lain dapat pula menimbukan terjadinya perubahan-perubahan
sosial yang cukup luas. Suatu pertentangan individu terhadap nilai-nilai dan
norma-norma, serta adat istiadat yang telah berjalan lama, akan dapat
menimbulkan perubahan apabila individu-ndividu yang bersangkutan beralih dari
nilai-nilai, norma, serta adat-istiadat yang telah lama diikutinya tersebut.
Selain perubahan sosial yang diakibatkan oleh pertentangan nilai-nilai dan
norma yang terdapat dalam masyarakat, perubahan sosial juga dapat diakibatkan oleh
pertentangan ideologi (politik, agama), etnik, dan juga
pemberontakan-pemberontakan.
Didalam jangkauan yang lebih luas,
perubahan sosial yang diakibatkan oleh pertentangan poltik maupun pemberontakan
(revolusi) dalam masyarakat juga pernah terjadi di negara Rusia.
c. Penemuan-penemuan
baru dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Akibat perkembangan
ilmu pengetahuan yang semakin tinggi dan meluas ternyata berdampak pada
penemuan-penemuan baru berupa teknologi canggih, yang kemudian berdampak pula
terhadap perubahan kehidupan manusia. Adanya penemuan-penemuan baru akibat
perkembangan ilmu pengetahuan, baik itu berupa teknologi maupun berupa
gagasan-gagasan baru yang menyebar ke masyarakat tersebut, akhirnya dikenal,
diakui, dan seanjutnya diterima oleh masyarakat sehingga berdampak pada timbulnya
perubahan sosial.
2. Faktor
dari Luar
a. Pengaruh
Kebudayaan
Hubungan atau kontak
secara fisik antara satu masyarakat (budaya) dengan masyarakat (budaya) lainnya
cendrung dapat menyebabkan terjadinya saling memengaruhi masyarakat (budaya)
lainnya, namun sekaligus juga dapat terkena (mau menerima) pengaruh dari
masyarakat (budaya) lainnya itu. Namun
apabila hubungan atau kontak tersebut dilakukan secara tidak langsung, misalnya
melalui alat-alat komunikasi massa seperti radio, televisi, film, koran, dan
lain-lain, maka komunikasinya cendrung bersifat satu arah saja, aitu dari
masyarakat yang secara aktif menggunakan alat-alat komunikasi tersebut,
sedangkan pihak lain (yakni masyarakat penerima) tidak memiliki kesempatan untuk
memberikan pengaruhnya. Apabila pengaruh tersebut diterima tidak karena paksaan
dari pihak yang mempengaruhi maka hasilnya di dalam didalam ilmu ekonomi dinamakan demonstration effect. Sedangkan proses
penerimaan pengaruhnya, didalam ilmu antropologi budaya dinamakan akulturasi.
Adanya pengaruh dari
kebudayaan lain juga dapat menyebabkan terjadinya proses imitasi, yaitu tindakan seseorang untuk meniru orang lain melalui
sikap, penampakan, gaya hidupnya atau apa saja yang dimlikinya. Biasanya yang
lemah cendrung meniru yang dominan.
b. Terjadinya
Peperangan
Peperangan yang terjadi
antara negara (masyarakat) satu dengan negara (masyarakat) lainnya juga dapat
menimbulkan berbagai dampak seperti halnya dampak yang ditimbulkan oleh adanya
pemberontakan dan pertentangan-pertentangan. Akan tetapi dampak negatif yang
ditimbulkan oleh adanya peperangan jauh lebih dahsyat, karena peralatan perang
biasanya jauh lebih canggih. Selain perubahan di bidang sosial, peperangan
dengan negara (masyarakat) lain dapat pula menyebabkan terjadinya perubahan di
bidang kebudayaan.
c. Pengaruh
Perubahan Lingkungan Alam
Perubahan sosial budaya
dapat juga terjadi karena penyebab alam, seperti gempa bumi, tanah longsor,
banjir besar, angin taufan, dan lain-lain. Peristiwa-peristiwa alam semacam itu
mungkin dapat menyebabkan bahwa masyarakat-masyarakat yang mendiami daerah-daerah
tersebut terpaksa harus meninggalkan tempat tinggalnya. Apabila masyarakat
tersebut mendiami tempat tinggal yang baru, maka mereka harus menyesuaikan diri
dengan keadaan alam yang baru pula. Dengan kejadian semacam itu, kemungkinan
akan mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga
kemasyarakatannya.
D. Dampak Perubahan Sosial.
Setiap
perubahan sosial akan memberikan dampak bagi kehidupan masyarakat, baik yang
bersifat positif maupun yang bersifat negatif. Dampak positif biasa juga disebut
perubahan yang progress, kehidupan masyarakat akan menjadi lebih dinamis dan
integratif. Sementara itu yang bersifat negatif biasa juga disebut perubahan
regress, yang akan mengakibatkan terjadinya berbagai pertentangan ke arah
disentegratif.
a. Dampak
Positif
1. Perbaikan
di Bidang Pendidikan
Perbaikan sistem
pendidikan nasional akan memberikan kesempatan bagi setiap warga masyarakat
untuk memperoleh pelayanan pendidikan yang baik. Pendidikan akan memberikan
kesempatan kepada setiap warga masyarakat untuk memperoleh perkerjaan yang
layak. Pendidikan kejuruan dan keterampilan akan menghasilkan angkatan yang
profesional.
2. Perubahan
di Bidang Teknologi
Teknologi tepat guna dan
teknologi modern akan menghasilkan efisiensi dan efektivitas yang lebih
produktif. Teknologi juga akan membantu kita ke arah hidup yang lebih
menyenangkan dan lebih sejahtera.
3. Perubahan
di Bidang Industrialisasi
Industrialisasi akan
membuka kesempatan kerja, dan meningkatkan produktivitas kebutuhan hidup
masyarakat.
b. Dampak
Negatif
1. Kondisi
Disintegratif Struktur Masyarakat
a) Pengaruh
perubahan sosial yang terlalu cepat
Masuknya
teknologi globalisasi dari Barat (Eropa dan Amerika) dan dari Timur (Jepang,
Korea Selatan, dan Cina) ke Indonesia sejak akhir periode abad ke-20 yang
sedemikian cepatnya dapat menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat Indonesia.
Dampak tersebut antara lain konsumerisme, kesenjangan sosial, dan kecemburuan
sosial.
b) Tidak
berfungsinya lembaga-lembaga pemerintahan
Sebagai
contoh, munculnya kasus-kasus berikut ini yang sangat meresahkan masyarakat :
·
Kasus korupsi
·
Kasus mafia pajak
·
Kasus mafia hukum
c) Kesenjangan
dalam pelaksanaan industrialisasi
Kesenjangan-kesenjangan
itu antara lan :
·
Pelaksanaan industralisasi di sektor
agraris, padahal sebagian besar masyarakat Indonesia hidup di sektor pertanian.
·
Sebagian besar pelaksanaan
industrialisasi terpusatkan di Pulau Jawa sehingga menimbulkan kesenjangan
sosial bagi masyarakat di luar Pulau Jawa.
·
Pelaksanaan industrialisasi banyak
menggusur lahan-lahan pertanian produktif, sehingga menimbulkan kecemburuan
sosial pada masyarakat petani.
·
Di sisi budaya, masyarakat awam banyak
yang tidak siap menerima budaya industri, antara lain dalam pendidikan dan
keahlian, etos kerja yang profesional, lemahnya permodalan, dan lain-lain.
2. Kerusuhan-Kerusuhan
Daerah
a) Penyimpangan
dari Ideologi Negara
Yaitu
mengganti dasar negara Pancasila dengan ideologi lain. Contohnya :
·
Pemberontakan DI-TII (Darul Islam dan
Tentara Islam Indonesia) yang menginginkan dibentuknya negara agama, yaitu
Nehara Islam Indonesia (NII).
·
Pemberontakan G30S/PKI tahun 1965 di
Jakarta, yang menginginkan mengganti dasar negara Pancasia dengan
komunisme-marxisme.
b) Bersifat
Separatisme
Yaitu
keinginann untuk memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
Kerusuhan berupa pemberontakan bersenjata yang berawal dari konflik kepentingan
dan ketidakpuasan elite politik terhadap pemerintah pusat. Contohnya :
·
Gerakan Repuklik Maluku Selatan (RMS)
·
Organisasi Papua Merdeka (OPM)
·
Gerakan Aceh Merdeka (GAM)
c) Bersifat
SARA (Suku, Agama, Ras, Antargolongan)
Faktor
pemicu kerusuhan yang bersifat sara, sering kali muncul diluar komponen sara
itu sendiri. Faktor pemicu tersebut sering kali muncul akibat hal-hal sepele
antara lain perkelahian antar kelompok anak muda, kriminal kecil (pemalakan,
penjambretan, pelecehan seksual, premanisme), dan sengketa lahan adat. Memang
ada juga faktor-faktor pemicu yang sifatnya agak serius, seperti kecemburuan
sosial, primodialisme, kesukuan, fanatisme sektarian, dan lain-lain yang dikhawatirkan
dampaknya menimbulkan konflik horizontal.
3. Kenakalan
Remaja
Sebenarnya sulit sekali
bagi kita untuk membuat rumusan yang jelas mengenai kenakalan remaja. Mungkin
karena bentuk intensitasnya yang berbeda-beda, mulai dari yang berskala kecil,
sampai yang berskala besar.
a) Contoh
Kenakalan Remaja
·
Kenakalan remaja berskala kecil, anatara
lain suka membolos sekolah, berkendaraan dengan kecepatan tinggi atau ngebut,
memalak dan memeras sesama teman sekolah, serta tawuran.
·
Kenakalan remaja berskala besar, antara
lain mulai dari pornografi dan pornoaksi, mabuk-mabukan, mengonsumsi dan
mengedarkan narkoba, sampa perampasan dan penodongan.
b) Gejala
Kenakalan Remaja
·
Berperilaku menjengkelkan terhadap orang
lain.
·
Berprilaku menyimpang dari norma sosial.
·
Kepribadian yang labil, kurang percaya
diri, mudah tersinggung dan terpengaruh, dan suka mencoba-coba sesuatu yang
baru.
·
Memberontak atau melawan peraturan dan
keteraturan sosial.
c) Faktor-Faktor
Kenakalan Remaja
·
Faktor Psikologis
Masa remaja biasa
disebut masa pubertas, yaitu masa peralihan antara masa anak-anak dan masa
kedewasaan. Seorang remaja pada dasarnya belum memiliki kepribadan dan
identitas yang mapan.
·
Faktor Fisik
Kondisi fisik yang
tidak normal seperti cacat tubuh, ukuran tubuh yang kurang ideal, paras muka atau
penampilan yang kurang harmonis, dapat menyebabkan seorang remaja kecewa dan
frustasi. Ia menjadi seorang yang pendiam, penyendiri, dan kurang percaya diri.
·
Faktor Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga
merupakan awal dan dasar proses sosialisasi seorang anak. Itulah sebabnya baik
atau buruknya lingkungan keluarga, akan berdampak baik atau buruknya
keepribadian dan perilaku seseorang.
d) Upaya
Menanggulangi Kenakalan Remaja
·
Upaya Preventif atau Pencegahan
-
Memantapkan sosialisasi dan pendidikan
keluarga, berlandaskan pada pendidkan moral dan spiritual (keagamaan).
-
Memberikan bimbingan dan penyuluhan
mengenai bahaya perilaku menyimpang akibat narkoba, penyimpangan seksual, kriminalitas
remaja, dan lain lain.
-
Memantapkan karakter dan budaya sekolah
sebagai cerminan karakter dan budaya bangsa, seperti cinta tanah air, suka
tolong menolong, saling toleransi dengan sesama, bersikap jujur dan bertanggung
jawab, berbudi pekerti luhur, serta beretos kerja tinggi dan bersemangat .
·
Upaya Refresif atau Tindakan Langsung
-
Penegakkan hukum secara tegas terhadap
para pelanggar tindakan kriminal kriminal dengan memberikan sangsi hukum
-
Mendirikan lembaga permasyarakatan anak
anak nakal, untuk memberikan efek jera atau kapok.
-
Mendirikan pusat pusat rehabilitasi dari
kecanduan narkoba atau kenakalan kenakalan lainnya.
4. Kriminalitas
Kriminalitas berasal
dari kata dalam bahasa Inggris, yaitu crime
yang artinya kejahatan. Kriminalitas berarti kejahatan yang melanggar
norma-norma hukum yang berlaku dalam suatu masyarakat atau negara.
a) Faktor
Penyebab Terjadinya Kriminalitas
·
Faktor Kemiskinan
Untuk memperoleh
kesempatan hidup yang lebih baik, orang bisa melakukan berbagai alternatif
pilihan. Misalnya, melanjutkan pendidikan dan keahlian yang lebih tinggi,
meningkatkan prestasi kerja memiih perkerjaan yang lebih menjanjikan, mencari
koneksi dan berwirausaha. Bagi orang yang kurang berada, alternatif pilihan
semacam itu sulit dilaksanakan, karena kedaan yang serba terbatas. Salah satu
pilihan yang memungkinkan adalah mengambil jalan pintas melakukan kejahatan.
·
Faktor Kesempatan
Kejahatan tidak semata-mata
akibat adanya niat buruk dari si pelaku, tetapi lebih disebabkan karena
terbukanya kesempatan atau peluang terjadinya kejahatan.
·
Faktor Psikologis
Orang yang mengalami
kekecewaan dan frustasi berkepanjangan, sering kali berbuat nekat melakukan perbuatan
yang melawan hukum. Perbuatan itu ia lakukan sebagai jalan keluar atau
kompensasi dari kekecewaannya.
b) Upaya
Menanggulangi Kriminalitas
·
Upaya Preventif atau Pencegahan
-
Upaya yang serius dan sistematik dari
pihak pemerintah untuk “mengentaskan kemiskinan”
-
Rehabiltasi total terhadap
kantong-kantong perumahan padat dan kumuh sebagai konsekuensi penyakit
masyarakat.
-
Meningkatkan sistem keamanan lingkungan
(siskamling)
·
Upaya Refrentif atau Penanganan Langsung
-
Penegakan hukum oleh aparat penegak
hukum, seperti kepolisian, kejaksaan, dan lain-lain.
-
Pemberantasan korupsi secara tegas dan
berkelanjutan, baik ditingkat pusat maupun tingkat daerah.
-
Kontrol dan evaluasi yang berkelanjutan
terhadap lembaga-lembaga permasyarakatan.
BAB
III
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Dari
penelitian yang telah kami lakukan, kami dapat memaparkan berbagai macam perubahan
keadaaan sosial dari berbagai desa di Kecamatan Alas – Kabupaten Sumbawa,
sebagai berikut :
A. Desa Juranalas
Desa
Juranalas yang terletak diantara Desa Kalimango dan Desa Dalam ini memiliki situasi
keadaan sosial yang cukup baik perubahannya. Karena dari hasil wawancara dengan
beberapa masyarakat menyatakan bahwa masih terjalinnya interaksi antar sesama
masyarakat yang cukup baik. Tidak hanya itu, beberapa Ibu Rumah Tangga (IRT)
pun masih sering berkumpul untuk sekedar berbicara tentang kehidupan saat ini.
Anak-anak kecil pun terlihat belum terpengaruh dengan teknologi yang membuat permainan
tradisional mereka punah begitu saja. Dilihat dari sisi lainnya, Desa dengan dua dusun ini juga
terlihat terpengaruh dengan kebudayaan luar. Ini dibuktikan dari mode
berpakaiannya yang mengikuti perkembangan zaman. Hal yang sangat terlihat dari
perubahan sosial yang ada di desa ini, yaitu adanya taman yang telah dibangun
oleh aparat desa tepat di Dusun Tal yang menjadikan taman tersebut sebagai
wadah bagi anak-anak kecil maupun dari kalangan lainnya untuk sekedar hanya
bermain bersama.
Berikut
adalah hasil observasi lapangan yang telah kami lakukan, ditinjau pada sore
hari pada waktu setempat :
1. Dusun
Tal
Senin, 9 Januari 2017 : 16.43 WITA
2. Dusun
Juranalas
Senin, 9 Januari 2017 : 16.39 WITA
B. Desa Kalimango
Desa
Kalimango yang terkenal dengan pusatnya Majid Besar Al-Ihsan Alas ini memiliki
perbedaan keadaan sosial tersendiri dari masing-masing dusun yang ada. Ditinjau
dari dusun yang pertama, yaitu Dusun Kalimango yang memiliki interaksi sebagai
suatu keadaan sosial yang minim. Ini membuktikan bahwa ada pengaruh besar yang
membawa dusun ini menjadi dusun yang begitu sepi. Dari hasil wawancara yang
telah dilakukan, masyarakat pada dusun ini hidup konsumtif karena
memprioritaskan perkerjaan masing-masing. Dan yang hanya aktif hanyalah
anak-anak kecil yang masih kecanduan dengan permainan tradisonalnya.
Sedangkan
pada dusun kedua yaitu Dusun Pok – Desa Kalimango. Berbeda dengan dusun
sebelumnya, dusun ini memiliki keadaan sosial yang interaksinya cukup baik.
Perbedaaan keadaan sosial pada tahun-tahun sebelumnya dengan tahun ini tidak
begitu mencolok dilihat jika dari sisi interaksi sosial maupun dari
pembangunannya. Namun apabila dtinjau lebih dalam, dusun ini juga tidak begitu
terpengaruh besar dengan teknologi maupun perkembangan mode pakaian yang begitu
pesat, hanya sebagian dari kalangan remaja saja yang begitu terpengaruh.
Dan
dusun yang terakhir yaitu Dusun Kerato – Desa kalimango. Hampir sama dengan
dusun sebelumnya, dusun ini juga erat ikatan interaksi sosialnya. Tidak hanya
antar anggota rumah tangga pada dusun tersebut, namun juga antar anggota
masyarakat dengan dusun lainnya. Apabila dikaji lebih dalam, ini disebabkan
karena pengaruh besar dari perkembangan pembangunan lapangan kerato yang kini
bisa dikatakan sebagai pusatnya berolah raga, entah itu dari permainan bola
volly, bermain sepak bola, atau permainan lainnya.
Berikut
adalah potret keadaan sosial dari berbagai dusun yang telah disebutkan :
1. Dusun
Kalimango
Jum’at, 20 Januari 2017 : 15.28
WITA
2. Dusun
Pok
Senin, 9 Januari 2017 : 16.34
3. Dusun
Krato
Senin, 9 Januari 2017 : 16.31
C. Desa Dalam
Desa
Dalam yang memiliki luas wilayah sekitar 365,56 Ha (http://p2kpsbw.wordpress.com/profil-desabkm-2/kec-alas/desa-dalam/)
termasuk dalam desa terbesar di Kecamatan Alas. Desa Dalam dibagi menjadi 5
dusun, diantaranya ada Dusun Dalam, Dusun Santong, Dusun Telaga Bakti, Dusun
Telaga Baru, dan Dusun Tengkal. Dari dusun-dusun tersebut, ada beberapa dusun
yang sudah sangat terpengaruh oleh unsur kebudayaan lain, contohnya pada dusun
Telaga Bakti dan Telaga dalam yang hampir mayoritas penduduknya mengikuti mode
masa kini, entah tu dari kalangan anak-anak yang sudah terpengaruh dengan gadget atau kalangan remaja yang terkadang
menjelma menjadi kenakalan remaja serta mengikuti fashion hitz katanya bahkan
para ibu-ibu yang tak kalah terpengaruh dengaan perkembangan sosial media.
Sedangkan pada Dusun Santong dan Dusun Tengkal yang mayoritasnya adalah penduduk
asli Lombok yang bertransmigrasi ke Pulau Sumbawa tidak begitu terpengaruh
dengan fashion hitz masa kini, bahkan perubahan pembangunannya pun tidak
terlihat begitu signifikan. Dari hal ini tentu adanya perubahan dari berbagai
dusun. Sedangkan dusun yang lain masih berenggotakan penduduk Sumbawa. Dusun
yang dihuni oleh penduduk Lombok memiliki tingkat interaksi yang lebih tinggi
dari pada dusun-dusun yang duhuni oleh penduduk Alas- Sumbawa.
Berikut
adalah hasil obervasi lapangan yang telah kami lakukan :
1. Dusun
Dalam
Senn, 9 Januari 2017 : 16. 43
2. Dusun
Santong
Senin, 9 Januari 2017 : 17.08
3. Dusun
Telaga Bakti
Senin, 9 Januari 2017 : 17.04 WITA
4. Dusun
Telaga Baru
Senin, 9 Januari 2017 : 17.12 WITA
5. Dusun
Tengkal
Sabtu, 21 Januari 2017 : 18.16 WITA
D. Desa Baru
Desa
ini sangat terkenal dengan penduduk yang dominannya merupakan penduduk asli
suku sasak yang bertransmigrasi dari Pulau Lombok ke Pulau Sumbawa. Masyarakat
di desa ini memiliki aktivitas yang cukup padat pada sore hari. Karena lebih
banyak dari mereka yang bermata pencaharian sebagai kusir cidomo dan pedagang
kecil. Desa ini tidak begitu terpengaruh
dengan kemajuan zaman. Hanya kalangan anak-anak remaja saja terpengaruh, itupun
masih dalam jumlah yang tidak begitu banyak. Dan diihat dari sisi pembangunan
belum terlihat adanya perbedaan sosial dari tahun sebelumnya. Hanya ada
beberapa masyarakat yang sadar dengan pentingnya mencari uang, lalu mereka
membuka kios kecil untuk dijadikannya ladang mencari uang. Atau bagi anak-anak
kecil yang sering bermain sembari ikut untuk membantu orang tua mencari rezeki
dengan berkerjaan sebagai kusir cidomo atau mengantarkan pasir pesanan orang.
Berikut
adalah keadaan sosial di berbagai dusun Desa Baru :
1. Dusun
Taruna
Senin, 9 Januari 2017 : 16.23 WITA
2. Dusun
Praya
Senn, 9 Januari 2017 : 16.43 WITA
3. Dusun
Lengkok
Senin, 9 Januar 2017 17.02 WITA
4. Dusun
Motong
Senin, 9 Januari 2017 : 16.30
E. Desa Luar
Desa
Luar ini memiliki beberapa dusun yang terlihat sangat berbeda keadaan
sosialnya, terutama di dusun Mutiara yang dominan gaya hidupnya bersifat
kekotaan, in terbukti dari hasil wawancara dengan beberapa masyarakatnya yang
menyatakan bahwa Dusun Mutiara tersebut minim interaksi secara langsung antar
sesama, ini dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang memasyarakatkan
masyarakat dengan interaksi tidak langsung yakni melalui sosial media. Tidak
hanya itu, keseluruhan desa luar jika dilihat dari sisi pembangunannya, tidak
ada peubahan yang begitu mencolok dari tahun-tahun sebelumnya. Hanya progress
yang terlihat pada pembangunan sekolah yang bertempat pada desa tersebut.
Sedangkan pada dusun-dusun lainnya, interaksi sosai secara tidak langsung
sangat jarang dilakukan.
Berikut
beberapa foto pada dusun-dusun di Desa Luar.
1. Dusun
Bawa
Senin, 9 Januari 2017 : 17. 16
2. Dusun
Luar
Senin, 9 Januari 2017 : 17. 13
3. Dusun
Batir
Senin, 9 Januari 2017 : 17. 07
4. Dusun
Mutiara
Alas, 9 Januari 2017 : 17.17 WITA
F. Desa Labu Alas
Desa
terluar Kecamatan Alas, yakni desa Labu Alas. Desa ini hanya memiliki dua
dusun, yaitu Dusun Bangsal yang biasa orang lalui untuk mengunjungi Labuan
Alas, dan Dusun Tarum yang berada di sebelas selatan Dusun Bangsal. Kedua dusun
ini memiliki keadaan sosial yang hampir sama. Penduduk Desa Labu Alas sangat
jarang melakukan interaksi antar sesamanya, mereka hanya akan berkumpul bersama
apabila hanya ada sebuah kegiatan yang ruang lingkupnya adalah halayak ramai. Dari
sisi pembangunannya, masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya artinya tidak
adanya perubahan sosial dalam masyarakat tersebut. Namun pada sekitar tahun 2011,
Desa Labuan Alas tepatnya pada Dusun Tarum yaitu pada Labuhan Alas menjadi
pusat berkumpulnya para kalangan masyarakat, entah itu dari anak-anak, remaja,
maupun dari orang dewasa. Disana masyarakar dapat menikmati suasana pelabuhan
layaknya pantai lengkap dengan lesehan yang telah disediakan oleh masyarakat
untuk sekedar mencari uang. Namun tu semua tidak berjalan dengan waktu yang
cukup lama. Karena banyak yang berbuat tidak senonoh ditempat tersebut. Maka
masyarakat dari pemerintahan menggusur tempat tersebut dan terjadilah perubahan
sosial hingga saat ini.
Berikut
adaah potret sore hari ketika berada di kedua dusun tersebut :
1. Dusun
Tarum
Senin, 9 Januari 2017 : 18. 23
2. Dusun
Bangsal
Senin, 9 Januari 2017 : 18. 12
Demikianlah hasil observasi lapangan dan hasil wawancara
yang telah kami lakukan dengan berbagai anggota masyarakat dari masing-masing
desa. Setiap desa memiliki tingkat perubahan sosial yang berbeda-beda, ada desa
dengan dusun yang sangat terpengaruh dengan perkembangan mode masa kini, dan
ada juga desa yang tidak terpengaruh dengan perkembangan zaman. Ada juga desa
yang memiliki perubahan sosial karena adanya perilakau yang tidak disenangi
oleh penduduk desa yang pada lazimnya itu hanya dapat ditangani oleh aparat
pemerintah saja.
Bukan
hanya itu, masyarakat dari beberapa desa juga masih ada yang belum sadar bahwa
diluar sana masih ada perkerjaan yang pantas untuk dilakukan, dari pada hanya
berdiam dirumah saja. Untuk ibu-ibu juga masih bisa memanfaatkan waktu luang
untuk meningkatkan perekonomian rumah tangga. Dari permasalahan-permasalahan
yang ada di berbagai lapisan masyarakat, dapat diatasi dengan mengoptimalkan
fungsi kelembagaan masyarakat seperti Lembaga Swadaya Masyarakat dan ibu-ibu
PKK.
Dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) ini pemerintah bisa
mengerti dengan permasalahan yang ada. Seperti pengangguran atau belum
mendapatkan perkerjaan yang layak untuk masyarakat, fasilitas apa saja yang
perlu dibangun di desa-desa tertentu, atau sebagainya. Sehingga LSM ini dapat
memberdayakan masyarakat dan memberikan pengetahuan sosial mengenai apa saja
yang bisa dijadikan manfaat terkait dengan lingkungan sekitarnya.
Dengan membentuk organisasi kecil untuk kaum hawa,
ibu-ibu PKK bisa menjadi salah satu solusi terbaiknya. Tidak mengurangi aktivis
ibu-ibu yang naluriah selalu ingin berkumpul, justru perkumpulan kecil ini akan
mendatangkan sifat-sifat positif. Dapat membentuk perkumpulan yang mendapatkan
penghasilan dengan cara memanfaatkan sesuatu yang ada disekitar dan bisa
membaca serta memberikan solusi tentang permasalahan ibu rumah tangga.
Dan
bagi anak-anak remaja dapat mengambil sisi postif dari perkembangan zaman,
perkembangan teknologi, perkembangan komunikasi, maupun perkembangan dari trend
mode yang katanya adalah remaja hitz masa kini. Menjadi orang yang
mengembangkan mode penampilannya itu memang hitz, tapi bagi anak yang tidak mengembangkan
mode pemikirannya itu sangat miris.
BAB
IV
KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Kesimpulan
yang dapat diambil dari makalah yang berjudul “Perubahan Sosial Di Kehidupan
Masyarakat” ini adalah bahwa tiap-tiap anggota masyarakat pasti akan mengalami
perubahan sosial. Entah itu akan berjalan secara cepat atau secara lambat. Atau
mungkin akan terpengaruh secara dominan atau resesif. Kehidupan sosial masyarakat di beberapa desa di Kecamatan Alas ada yang
di pengaruhi oleh perkembangan teknologi, pengaruh kebudayaan luar dan pengaruh
lingkungan sekitar. Namun dari hasil penelitan kami, kami dapat mengakui secara
tegas bahwa ada faktor lain yang menyebabkan perubahan sosial itu terjadi,
yaitu perkerjaan dari anggota masyarakat tersebut. Karena perkerjaan lingkungan
sekitar kita dapat mempengaruhi pribadi seseorang memandang dunia yang lain.
B.
Saran
Saran
dari kami kepada pemerintah agar lebih memperhatikan perubahan sosial yang
terjadi di berbagai lapisan masyarakat. Dan untuk masyarakat sendiri, dapat
mengoptimalkan segala interaksi sosial untuk selalu meningkatkan kesejahteraan.
Karena perubahan sosial tidak akan menimbukan kesan negatif bagi orang yang mengetahui
dan memahami konsep perubahan sosial secara baik. Yang bisa berdampak pada
kehidupan beberapa tahun yang akan datang dan sebagai pembelajaran perilaku
kepada generasi pendatang.
DAFTAR
PUSTAKA
Catik Budiarti, Atik.
2009. Sosiologi Kontekstual Untuk SMA dan
MA. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Mulyadi, Yad dkk. 2015.
Panduan Sosiologi. Jakarta :
Yudistira.
LAMPIRAN
Berikut adalah
beberapa pertanyaan yang kami ajukan kepada beberarapa masyarakat :
1.
Bagaimana
keadaan sosial di desa mu padaa saat sore hari? Apakah ada beberapa orang yang
sekedar berkumpul atau melakukan aktivitas lainnya?
2.
Jika
ada, dari kalangan mana saja itu?
3.
Apakah
ada suatu waktu atau suatu hari dimana masyarakat memiliki aktivitas sosial
yang berbeda dari hari-hari sebelumnya?
4.
Menurut
anda, adakah perubahan sosial di desa mu dari tahun ke tahun?
5.
Menurut
anda, apa yang menyebabkan terjadinya itu semua?
Dan berikut ini
adalah potret saat kami melakukan observasi lapangan, ada beberapa warga desa
yang begitu antusias ketika kami datang dan mengambil foto keadaan sosial
mereka.