Senin, 06 Februari 2017

Contoh Proposal Kegiatan di Sekolah



PROPOSAL

PIDATO DUA BAHASA

Jurnalistik Fajar
SMA Negeri 1 Alas



sumbawa2.jpgPEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA
DINAS PENDIDIKAN NASIONAL
SEKOLAH MENENGAH ATAS ( SMA ) NEGERI 1 ALAS
Jln. Pahlawan No. 02 Telp/Fax (032) 91140 Alas Kabupaten Sumbawa NTB Kode Pos 84353
Website : http://www.sman1alas.sch.id  Email : sma.1.alas@gmail.com








 




1.      Latar Belakang
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan etnik dan budaya, salah satunya yaitu bahasa dan sastra. Meskipun terdiri dari berbagai macam latar belakang bahasanya, namun bahasa Indonesia merupakan media penghubung bahasa satu dengan bahasa daerah lainnya. Selain itu Bahasa Indonesia juga masih mempunyai fungsi yaitu sebagai bahasa pemersatu bangsa.
Selain dari Bahasa Indonesia itu sendiri, ada sebuah hal penting yang seharusnya kita ketahui sejak awal dalam mengenal bahasa pemersatuan antar bangsa yaitu Bahasa Internasional yang dalam hal ini adalah Bahasa Inggris.

2.      Dasar Pemikiran
Kegiatan ini merupakan perogram kerja tahunan yang diselenggarakan oleh organisasi Jurnalistik Fajar SMA Negeri 1 Alas.

3.      Tujuan dan Manfaat Pelaksanaan
`Kegiatan lomba pidato dua bahasa memiliki tujuan, yaitu :
·         Meningkatkan kemampuan siswa berbicara di depan umum.
·         Mengembangkan bakat dan minat siswa SMA Negeri 1 Alas baik di bidang akademik maupun non akademik.
·         Untuk mencari bibit – bibit siswa berprestasi baik di bidang akademk maupun bidang non akademik.
·         Untuk meningkatkan motivasi agar setiap siswa berprestasi di bidng akademik maupun non akademk.

4.      Nama Kegiatan
Lomba Pidato Dua Bahasa.

5.      Waktu dan Tempat Pelaksanaan.
·         Waktu kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan pada :
Hari                 : Jum’at
Tanggal           : 14 Oktober 2016
Pukul               : 14.00 - selesai
·         Tempat kegiatan :
Kegiatan ini dilaksanakan Aula SMA Negeri 1 Alas.

6.      Sasaran
Sasaran kegiatan ini adalah adalah siswa kelas X dan kelas XI. Yang masing – masing perwakilan kelas terdiri atas 2 siswa yaitu putra dan putri.

7.      Pelaksana Kegiatan
Jurnalistik Fajar SMA Neger 1 Alas.

8.      Susunan Panitia
Susunan panitia dalam kegiatan ini adalah :
Ketua Panita               : Widya Nurliza
Wakil Ketua                 : Dina Ayu Lestari
Kesekretariatan           : Tri Suci Nursyifa
Bendahara                   : Rini Hermansyah
Seksi Acara                 : - Yusril Juana
                                                   - Nadiatul Adawiyah
Seksi Dokumentas      : - Karina Angelina
   - Dufe Durisa
            Seksi Perlengkapan     : - Andi Prawira
                                                  - Haqqul Hayat
            Seksi Konsumsi           : - Bunga Dilla Fatimah
                                                  - Natasya Milosa
            Seksi Keamanan          : - Sergi Tanama
                                                  -  Fahrurrozy

9.      Rincian Dana

10.  Sumber Dana
Kegiatan ini bersumber dari Dana BOS ( Biaya Operasional Siswa)


11.  Penutup
Demikian proposal Lomba Pidato Dua Bahasa ini kami buat. Atas segala dukungan dan demi terlaksananya kegiatan ini dengan baik, kami ucapkan terimakasih.




                                                                              Alas, 10 Oktober 2016

    Pembina                                                                             Ketua Panitia 


                                                                                                                
                                                                                            
Irni Dwi Sari S.Pd                                                               Widya Nurliza


                                                                                        Mengetahui,
Kepala SMA N 1 Alas


Drs. Purwanto

Makalah Perubahan Sosial Di Kehidupan Masyarakat



MAKALAH

 









Pembimbing :
Irni Dwi Sari, S.Pd

Penyusun :
Dina Ayu Lestari
Baiq Astuti Anggraini
Fahrurrozy
Kannia Muslimah
Nur Latifah
Susi Susmawati



SMA Negeri 1 Alas
2016/2017


KATA PENGANTAR
P
uji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan cukup baik. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang aspek sosial yang ada didalam masyarakat. Kami menyajikan pembahasan dan kajian pustaka yang didasarkan dari berbagai sumber dan penelitian maupun observasi yang telah kami lakukan sendiri.
            Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada pihak yang telah membantu kami melalui bimbingan, dukungan, motivasi, dan do’a dalam menyelesaikan karya ilmiah ini, terutama kepada ibu Irni Dwi Sari, S.Pd selaku guru pembimbing yang telah banyak memberikan saran dan bimbingan kepada kami sejak awal penulisan sampai dengan akhir makalah ini. Ucapan terimakasih juga kami sampaikan kepada narasumber yang telah memberikan penjelasan dan komentar terkait dengan pembahasan makalah ini. Tak lupa juga kami haturkan kata maaf kepada pembaca atau pendengar sekalian apabila ada kesalahan kata, karena makalah ini semata-mata disusun untuk memberikan referensi lebih dalam. Kami berharap makalah yang kami sajikan dapat memperluas wawasan kita sebagai siswa. Serta untuk memotivasi kita semua, terutama para generasi muda, agar muncul kemauan untuk lebih memahami masyarakat disekitar kita, terutama mengenai keadaan sosial masyarakat. Kami segenap penyusun berharap untuk saran dan kritik yang bersifat membangun guna untuk  pedoman pada makalah kami selanjutnya.
            Akhir kata kami mengucapkan terimakasih dan selamat membaca, semoga tulisan ini bermanfaat bagi para pembaca sekalian.



Alas, 11 Januari 2017


Penyusun



DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang.........................................................................................................3
1.2  Rumusan Masalah....................................................................................................3
1.3  Tujuan Masalah........................................................................................................3
1.4  Manfaat....................................................................................................................3
1.5  Ruang Lingkup.........................................................................................................3
1.6  Metode Penelitian.....................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.    Teori dan Pengertian Perubahan Sosial....................................................................5
B.     Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial.............................................................................6
C.     Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perubahan Sosial...............................................7
D.    Dampak-Dampak Perubahan Sosial.........................................................................9
BAB III PEMBAHASAN
A.    Desa Juranalas........................................................................................................13
B.     Desa Kalimango.....................................................................................................14
C.     Desa Dalam............................................................................................................16
D.    Desa Baru...............................................................................................................18
E.     Desa Luar...............................................................................................................20
F.      Desa Labu Alas......................................................................................................21
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan.............................................................................................................24
B.     Saran.......................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................25
LAMPIRAN............................................................................................................................26


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Rasa keingintahuan kami yang sangat besar mendorong kami untuk membuat karya ilmiah dengan judul “Perubahan Sosial Di Kehidupan Masyarakat”. Seperti yang kita ketahui bahwa setiap kelompok masyarakat dimanapun mereka berada pasti pernah mengalami perubahan-perubahan. Perubahan ini ada yang bersifat mencolok dan ada pula yang bersifat kurang mencolok, ada yang berlangsung secara cepat dan ada pula yang berlangsung secara lambat, ada yang berpengaruh besar dan ada pula yang berpengaruh kecil. Perubahan-perubahan itu dapat berupa perubahan terhadap nilai dan norma-norma sosial, pola-pola prikelakuan, organisasi sosial, susunan lembaga-lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan lain sebagainya. Perubahan-perubahan yang terjadi didunia ini memang telah berlangsung sejak dahulu kala, hanya saja pada zaman sekarang perubahan-perubahan tersebut telah berjalan dengan sangat cepat. Bahkan dengan adanya kemajuan yang pesat dibidang tekhnologi informasi dan komunikasi, maka pengaruh-pengaruhnya pun telah menjalar sangat cepat ke bagian-bagian dunia lain.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana persoalan keadaan sosial di beberapa desa yang ada di Kecamatan Alas ?
2.      Bagaimana dampak perbedaan keadaan sosial beberapa desa di Kecamatan Alas ?
3.      Bagaimana solusi agar perbedaan tersebut tidak berpengaruh besar ?
4.      Apa sajakah metode yang dapat dilakukan agar solusi tersebut dapat berjalan dengan baik ?

1.3  Tujuan Masalah
1.      Untuk mengetahui tentang persoalan keadaan sosial di beberapa desa yang ada di Kecamatan Alas.
2.      Dapat mengidentifikasi dampak perbedaan keadaan sosial antar desa di Kecamatan Alas.
3.      Dapat memberikan ruang pemikiran terkait solusi agar perbedaan tersebut tidak berpengaruh besar bagi masyarakat.
4.      Untuk mengetahui metode apa saja yang dapat dilakukan agar solusi tersebut dapat berjalan dengan baik.

1.4  Manfaat
1.      Dapat mengenal lebih dalam tentang perubahan apa saja yang terjadi di lapisan masyarakat.
2.      Sebagai wadah dalam menyalurkan aspirasi mengenai perubahan sosial yang terjadi.

1.5  Ruang Lingkup
Adapaun ruang lingkup yang menjadi aspek kajian dari makalak ini yatu desa-desa yang ada di kecamatan Alas meliputi Desa Juranalas, Desa Kalimango, Desa Dalam, Desa Baru, Desa Luar, dan Desa Labu Alas.

1.6  Metode Penelitian
Metode penelitian yang kami lakukan dalam pembuatan makalah ini yaitu observasi lapangan dan wawancara terbuka dengan beberapa lapisan masyarakat dari masing-masing desa tersebut.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Teori dan Pengertian Perubahan Sosial.
a.       Teori Evolusi  Unilinear
Teori evolusi unilinear adalah teori yang beranggapan bahwa manusia dan masyarakat serta kebudayaannya akan selalu mengalami perubahan sesuai dengan tahapan tahapan tertentu dari bentuk kehidupan yang sederhana ke bentuk kehidupan yang lebih komples. Teori perubahan sosial dikemukakan oleh beberapa ahli seperti August Comtee, Herbert Spencer, Vilfredo Pareto (Melakukan modifikasi menjadi teori siklus) dan Pitiim A. Sorokin.
Sorokin sebagai pendukung teori perubahan sosial ini beranggapan bahwa masyarakat berkembang melalui tahap tahap yang masing masing didasarkan pada suatu kepercayaan sebagai tahap pertama; indera manusia sebagai tahap kedua; dan kebenaran sebagai tahap terakhir. Dalam teori ini, Spencer beranggapan bahwa tidak perlu melalui tahapan tertentu untuk masyarakat mengalami perubahan sosial, pasti terjadi. Dia menambahkan bahwa masyarakat merupakan hasil perkembangan kelompok homogen ke kelompok heterogen baik sifat maupun susunannya.
b.       Multilined Theories Of Evolution
Teori perubahan sosial ini lebih menekankan pada ketidaksepakatan tentang teori evolusi non linear. Hal ini dikarenakan masyarakat yang mengalami perubahan sosial tidak dapat ditentukan mengalami kemajuan (dengan kata lain linear). Dalam teori ini dijelaskan bahwa masyarakat bisa saja mengalami perubahan sosial berupa kemunduran. Dengan munculnya teori ini, para ahli sepakat bahwa perubahan sosial yang terjadi tidak dapat disamakan proses suksesi pada biologi, yang akan selalu mengalami kemajuan akan tetapi bersifat naik turun. Oleh karena itu teori evolusi unilinear tidak lagi dipergunakan.
c.       Teori Siklus
Teori perubahan sosial ini menjelaskan tentang perubahan sosial yang bagaikan roda yang sedang berputar, artinya perputaran zaman merupakan sesuatu yang tidak dapat dielak oleh manusia siapapun dan tidak dapat dikendalikan oleh siapapun. Bangkit dan mundurnya suatu peradapan merupakan bagian dari sifat alam yang tidak dapat dikembalikan.
Teori ini diperkuat Ibnu Khaldun dalam bukunya yang terkenal sejagat Muqadimah dan dijadikan sumber oleh Arnold Tonybee dalam mempelopori teori perubahan sosial ini.
Teori ini berhubungan dengan tantangan dan tanggapan. Apabila suatu masyarakat mampu memberikan tanggapan terhadap tantangan yang ada dalam peradapannya maka  masyarakat tersebut akan mengalami kemajuan. Akan tetapi, bila tidak mampu, maka akan terjadi kemunduran bahkan kehancuran. 
2.      Pengertian Perubahan Sosial
Berikut adalah pengertian perubahan sosial menurut para ahli, yaitu :
a.       Selo Sumardjan, menyatakan bahwa perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap, dan pola-pola prilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. (Yad Mulyadi, 2015 : 5)
b.      Kingsley Davis, mendefinisikan perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam struktur masyarakat. (Yad Mulyadi, 2015 : 5)
c.       Wiliam F.Ogburn, menyatakan bahwa perubahan sosial mencakup unsur-unsur kebudayaan, baik materal maupun nonmaterial. (Yad Mulyadi, 2015 : 5)

B.     Bentuk – Bentuk Perubahan Sosial.
Sesuai dengan prosesnya, perubahan sosial dapat digolongkan menjadi beberapa bentuk, yaitu sebagai berikut :
1.      Perubahan Sosial yang Berlangsung Secara Lambat dan Cepat.
a.       Perubahan Sosial yang Berlangsung Lambat.
Perubahan semacam ini juga disebut perubahan secara evolusi dengan ciri-ciri nya antara lain perubahan itu seolah-olah tidak terjadi, berlangsung secara lambat dan umumnya tidak menimbulkan disentegrasi kehidupan. Contohnya, perubahan pada suku terasing atau masyarakat desa tertinggal.
b.      Perubahan Sosial yang Berlangsung Secara Cepat.
Perubahan sosial semacam ini biasa juga disebut perubahan secara revolusi. Perubahannya berlangsung dengan waktu yang relatif cepat, menyangkut masalah-masalah yang berkaitan dengan aspek mendasar, baik dalam bidang sosial budaya, sosial ekonomi, maupun politik kekuasaan. Contohnya revolusi kemerdekaan bangsa Indonesia yang dicetus pada tanggal 17 Agustus 1945.
Dampak dari revolusi ini antara lain adanya perubahan-perubahan yang mendasar, seperti halnya berikut ini :
·      Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka.
·      Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
·      Terbentuknya pemerintahan yang berdaulat dan berkuasa penuh.
·      Memiliki landasan berbangsa  dan bernegara, yaitu Pancasila dan UUD 1945, serta memiliki lambang-lambang kebangsaan dan kenegaraan, seperti bendera merah putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, lambang negara Garuda Pancasila dan lain-lain.
2.      Perubahan yang Pengaruhnya Kecil dan Besar.
a.       Perubahan yang Pengaruhnya Kecil
Perubahan semacam ini tidak berdampak luas terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat, serta tidak menimbukan perubahan pada struktur sosial. Contohnya : perubahan mode pakaian atau gaya hidup.
b.      Perubahan yang Pengaruhnya Besar
Pengaruh semacam ini akan berdampak luas, yang akan mengakibatkan terjadinya berbagai perubahan dalam struktur sosial. Contohnya, penerapan teknologi komunikasi dan telekomunikasi global akan memengaruhi berbagai perubahan hubungan sosial dan lembaga sosial.
3.      Perubahan yang Dikehendaki dan Tidak Dikehendaki.
a.       Perubahan yang Dikehendaki
Perubahan semacam ini memang direncanakan berdasarkan kehendak dan kepentingan orang banyak. Contohnya, pembangunan waduk serbaguna yang berfungsi untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), memperlancar irigasi pertanian rakyat, proyek perikanan air tawar, serta rekreasi dan pariwisata.
b.      Perubahan yang Tidak Dikehendaki
Perubahan semacam ini terjadi secara insidental dan tiba-tiba, tetapi dampaknya seringkali sangat menghawatirkan. Contohnya, bencana alam, seperti gempa bumi dan tsunami, letusan gunung berapi, banjir disertai tanah longsor, dan lain-lain. Penanganan cepat untuk bencana alam seperti ini antara lain penduduk diungsikan ke daerah aman, ditransmigrasikan, atau daerah bencana rehabilitasi.

C.    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Sosial.
1.      Faktor dari Dalam
a.       Perubahan Jumlah Penduduk
Bertambahnya jumlah penduduk yang sangat cepat, dapat menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan dalam struktur masyarakat, terutama yang menyangkut masalah lembaga-lembaga kemasyarakatan. Sedangkan berkurangnya jumlah penduduk terutama yang diakibatkan oleh proses migrasi (seperti urbanisasi, transmigrasi, dan lain-lain) juga dapat mengakibatkan kekosangan, misalnya pada bidang pembagian kerja, statifikasi sosial yang pada gilirannya dapat berpengaruh pula terhadap lembaga-lembaga kemasyarakatan di daerah yang ditinggalkannya.
b.      Pertentangan (konflik) dan Pemberontakan (revolusi) di Masyarakat
Suatu pertentangan (konflik), baik itu berupa pertentangan nilai dan norma-norma, pertentangan agama, etnik, politik, dan lain-lain dapat pula menimbukan terjadinya perubahan-perubahan sosial yang cukup luas. Suatu pertentangan individu terhadap nilai-nilai dan norma-norma, serta adat istiadat yang telah berjalan lama, akan dapat menimbulkan perubahan apabila individu-ndividu yang bersangkutan beralih dari nilai-nilai, norma, serta adat-istiadat yang telah lama diikutinya tersebut. Selain perubahan sosial yang diakibatkan oleh pertentangan nilai-nilai dan norma yang terdapat dalam masyarakat, perubahan sosial juga dapat diakibatkan oleh pertentangan ideologi (politik, agama), etnik, dan juga pemberontakan-pemberontakan.
Didalam jangkauan yang lebih luas, perubahan sosial yang diakibatkan oleh pertentangan poltik maupun pemberontakan (revolusi) dalam masyarakat juga pernah terjadi di negara Rusia.
c.       Penemuan-penemuan baru dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Akibat perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin tinggi dan meluas ternyata berdampak pada penemuan-penemuan baru berupa teknologi canggih, yang kemudian berdampak pula terhadap perubahan kehidupan manusia. Adanya penemuan-penemuan baru akibat perkembangan ilmu pengetahuan, baik itu berupa teknologi maupun berupa gagasan-gagasan baru yang menyebar ke masyarakat tersebut, akhirnya dikenal, diakui, dan seanjutnya diterima oleh masyarakat sehingga berdampak pada timbulnya perubahan sosial.
2.      Faktor dari Luar
a.       Pengaruh Kebudayaan
Hubungan atau kontak secara fisik antara satu masyarakat (budaya) dengan masyarakat (budaya) lainnya cendrung dapat menyebabkan terjadinya saling memengaruhi masyarakat (budaya) lainnya, namun sekaligus juga dapat terkena (mau menerima) pengaruh dari masyarakat (budaya) lainnya itu.  Namun apabila hubungan atau kontak tersebut dilakukan secara tidak langsung, misalnya melalui alat-alat komunikasi massa seperti radio, televisi, film, koran, dan lain-lain, maka komunikasinya cendrung bersifat satu arah saja, aitu dari masyarakat yang secara aktif menggunakan alat-alat komunikasi tersebut, sedangkan pihak lain (yakni masyarakat penerima) tidak memiliki kesempatan untuk memberikan pengaruhnya. Apabila pengaruh tersebut diterima tidak karena paksaan dari pihak yang mempengaruhi maka hasilnya di dalam  didalam ilmu ekonomi dinamakan demonstration effect. Sedangkan proses penerimaan pengaruhnya, didalam ilmu antropologi budaya dinamakan akulturasi.
Adanya pengaruh dari kebudayaan lain juga dapat menyebabkan terjadinya proses imitasi, yaitu tindakan seseorang untuk meniru orang lain melalui sikap, penampakan, gaya hidupnya atau apa saja yang dimlikinya. Biasanya yang lemah cendrung meniru yang dominan.
b.      Terjadinya Peperangan
Peperangan yang terjadi antara negara (masyarakat) satu dengan negara (masyarakat) lainnya juga dapat menimbulkan berbagai dampak seperti halnya dampak yang ditimbulkan oleh adanya pemberontakan dan pertentangan-pertentangan. Akan tetapi dampak negatif yang ditimbulkan oleh adanya peperangan jauh lebih dahsyat, karena peralatan perang biasanya jauh lebih canggih. Selain perubahan di bidang sosial, peperangan dengan negara (masyarakat) lain dapat pula menyebabkan terjadinya perubahan di bidang kebudayaan.
c.       Pengaruh Perubahan Lingkungan Alam
Perubahan sosial budaya dapat juga terjadi karena penyebab alam, seperti gempa bumi, tanah longsor, banjir besar, angin taufan, dan lain-lain. Peristiwa-peristiwa alam semacam itu mungkin dapat menyebabkan bahwa masyarakat-masyarakat yang mendiami daerah-daerah tersebut terpaksa harus meninggalkan tempat tinggalnya. Apabila masyarakat tersebut mendiami tempat tinggal yang baru, maka mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan alam yang baru pula. Dengan kejadian semacam itu, kemungkinan akan mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatannya.

D.    Dampak Perubahan Sosial.
Setiap perubahan sosial akan memberikan dampak bagi kehidupan masyarakat, baik yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif. Dampak positif biasa juga disebut perubahan yang progress, kehidupan masyarakat akan menjadi lebih dinamis dan integratif. Sementara itu yang bersifat negatif biasa juga disebut perubahan regress, yang akan mengakibatkan terjadinya berbagai pertentangan ke arah disentegratif.
a.       Dampak Positif
1.      Perbaikan di Bidang Pendidikan
Perbaikan sistem pendidikan nasional akan memberikan kesempatan bagi setiap warga masyarakat untuk memperoleh pelayanan pendidikan yang baik. Pendidikan akan memberikan kesempatan kepada setiap warga masyarakat untuk memperoleh perkerjaan yang layak. Pendidikan kejuruan dan keterampilan akan menghasilkan angkatan yang profesional.
2.      Perubahan di Bidang Teknologi
Teknologi tepat guna dan teknologi modern akan menghasilkan efisiensi dan efektivitas yang lebih produktif. Teknologi juga akan membantu kita ke arah hidup yang lebih menyenangkan dan lebih sejahtera.
3.      Perubahan di Bidang Industrialisasi
Industrialisasi akan membuka kesempatan kerja, dan meningkatkan produktivitas kebutuhan hidup masyarakat.
b.      Dampak Negatif
1.      Kondisi Disintegratif Struktur Masyarakat
a)      Pengaruh perubahan sosial yang terlalu cepat
            Masuknya teknologi globalisasi dari Barat (Eropa dan Amerika) dan dari Timur (Jepang, Korea Selatan, dan Cina) ke Indonesia sejak akhir periode abad ke-20 yang sedemikian cepatnya dapat menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat Indonesia. Dampak tersebut antara lain konsumerisme, kesenjangan sosial, dan kecemburuan sosial.
b)      Tidak berfungsinya lembaga-lembaga pemerintahan
            Sebagai contoh, munculnya kasus-kasus berikut ini yang sangat meresahkan masyarakat :
·         Kasus korupsi
·         Kasus mafia pajak
·         Kasus mafia hukum
c)      Kesenjangan dalam pelaksanaan industrialisasi
            Kesenjangan-kesenjangan itu antara lan :
·         Pelaksanaan industralisasi di sektor agraris, padahal sebagian besar masyarakat Indonesia hidup di sektor pertanian.
·         Sebagian besar pelaksanaan industrialisasi terpusatkan di Pulau Jawa sehingga menimbulkan kesenjangan sosial bagi masyarakat di luar Pulau Jawa.
·         Pelaksanaan industrialisasi banyak menggusur lahan-lahan pertanian produktif, sehingga menimbulkan kecemburuan sosial pada masyarakat petani.
·         Di sisi budaya, masyarakat awam banyak yang tidak siap menerima budaya industri, antara lain dalam pendidikan dan keahlian, etos kerja yang profesional, lemahnya permodalan, dan lain-lain.
2.      Kerusuhan-Kerusuhan Daerah
a)      Penyimpangan dari Ideologi Negara
            Yaitu mengganti dasar negara Pancasila dengan ideologi lain. Contohnya :
·         Pemberontakan DI-TII (Darul Islam dan Tentara Islam Indonesia) yang menginginkan dibentuknya negara agama, yaitu Nehara Islam Indonesia (NII).
·         Pemberontakan G30S/PKI tahun 1965 di Jakarta, yang menginginkan mengganti dasar negara Pancasia dengan komunisme-marxisme.
b)      Bersifat Separatisme
            Yaitu keinginann untuk memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Kerusuhan berupa pemberontakan bersenjata yang berawal dari konflik kepentingan dan ketidakpuasan elite politik terhadap pemerintah pusat. Contohnya :
·         Gerakan Repuklik Maluku Selatan (RMS)
·         Organisasi Papua Merdeka (OPM)
·         Gerakan Aceh Merdeka (GAM)
c)      Bersifat SARA (Suku, Agama, Ras, Antargolongan)
            Faktor pemicu kerusuhan yang bersifat sara, sering kali muncul diluar komponen sara itu sendiri. Faktor pemicu tersebut sering kali muncul akibat hal-hal sepele antara lain perkelahian antar kelompok anak muda, kriminal kecil (pemalakan, penjambretan, pelecehan seksual, premanisme), dan sengketa lahan adat. Memang ada juga faktor-faktor pemicu yang sifatnya agak serius, seperti kecemburuan sosial, primodialisme, kesukuan, fanatisme sektarian, dan lain-lain yang dikhawatirkan dampaknya menimbulkan konflik horizontal.
3.      Kenakalan Remaja
Sebenarnya sulit sekali bagi kita untuk membuat rumusan yang jelas mengenai kenakalan remaja. Mungkin karena bentuk intensitasnya yang berbeda-beda, mulai dari yang berskala kecil, sampai yang berskala besar.
a)      Contoh Kenakalan Remaja
·         Kenakalan remaja berskala kecil, anatara lain suka membolos sekolah, berkendaraan dengan kecepatan tinggi atau ngebut, memalak dan memeras sesama teman sekolah, serta tawuran.
·         Kenakalan remaja berskala besar, antara lain mulai dari pornografi dan pornoaksi, mabuk-mabukan, mengonsumsi dan mengedarkan narkoba, sampa perampasan dan penodongan.
b)      Gejala Kenakalan Remaja
·         Berperilaku menjengkelkan terhadap orang lain.
·         Berprilaku menyimpang dari norma sosial.
·         Kepribadian yang labil, kurang percaya diri, mudah tersinggung dan terpengaruh, dan suka mencoba-coba sesuatu yang baru.
·         Memberontak atau melawan peraturan dan keteraturan sosial.
c)      Faktor-Faktor Kenakalan Remaja
·         Faktor Psikologis
Masa remaja biasa disebut masa pubertas, yaitu masa peralihan antara masa anak-anak dan masa kedewasaan. Seorang remaja pada dasarnya belum memiliki kepribadan dan identitas yang mapan.
·         Faktor Fisik
Kondisi fisik yang tidak normal seperti cacat tubuh, ukuran tubuh yang kurang ideal, paras muka atau penampilan yang kurang harmonis, dapat menyebabkan seorang remaja kecewa dan frustasi. Ia menjadi seorang yang pendiam, penyendiri, dan kurang percaya diri.
·         Faktor Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga merupakan awal dan dasar proses sosialisasi seorang anak. Itulah sebabnya baik atau buruknya lingkungan keluarga, akan berdampak baik atau buruknya keepribadian dan perilaku seseorang.
d)     Upaya Menanggulangi Kenakalan Remaja
·         Upaya Preventif atau Pencegahan
-          Memantapkan sosialisasi dan pendidikan keluarga, berlandaskan pada pendidkan moral dan spiritual (keagamaan).
-          Memberikan bimbingan dan penyuluhan mengenai bahaya perilaku menyimpang akibat narkoba, penyimpangan seksual, kriminalitas remaja, dan lain lain.
-          Memantapkan karakter dan budaya sekolah sebagai cerminan karakter dan budaya bangsa, seperti cinta tanah air, suka tolong menolong, saling toleransi dengan sesama, bersikap jujur dan bertanggung jawab, berbudi pekerti luhur, serta beretos kerja tinggi dan bersemangat .
·         Upaya Refresif atau Tindakan Langsung
-          Penegakkan hukum secara tegas terhadap para pelanggar tindakan kriminal kriminal dengan memberikan sangsi hukum
-          Mendirikan lembaga permasyarakatan anak anak nakal, untuk memberikan efek jera atau kapok.
-          Mendirikan pusat pusat rehabilitasi dari kecanduan narkoba atau kenakalan kenakalan lainnya.
4.      Kriminalitas
Kriminalitas berasal dari kata dalam bahasa Inggris, yaitu crime yang artinya kejahatan. Kriminalitas berarti kejahatan yang melanggar norma-norma hukum yang berlaku dalam suatu masyarakat atau negara.
a)      Faktor Penyebab Terjadinya Kriminalitas
·         Faktor Kemiskinan
Untuk memperoleh kesempatan hidup yang lebih baik, orang bisa melakukan berbagai alternatif pilihan. Misalnya, melanjutkan pendidikan dan keahlian yang lebih tinggi, meningkatkan prestasi kerja memiih perkerjaan yang lebih menjanjikan, mencari koneksi dan berwirausaha. Bagi orang yang kurang berada, alternatif pilihan semacam itu sulit dilaksanakan, karena kedaan yang serba terbatas. Salah satu pilihan yang memungkinkan adalah mengambil jalan pintas melakukan kejahatan.
·         Faktor Kesempatan
Kejahatan tidak semata-mata akibat adanya niat buruk dari si pelaku, tetapi lebih disebabkan karena terbukanya kesempatan atau peluang terjadinya kejahatan.
·         Faktor Psikologis
Orang yang mengalami kekecewaan dan frustasi berkepanjangan, sering kali berbuat nekat melakukan perbuatan yang melawan hukum. Perbuatan itu ia lakukan sebagai jalan keluar atau kompensasi dari kekecewaannya.
b)      Upaya Menanggulangi Kriminalitas
·         Upaya Preventif atau Pencegahan
-          Upaya yang serius dan sistematik dari pihak pemerintah untuk “mengentaskan kemiskinan”
-          Rehabiltasi total terhadap kantong-kantong perumahan padat dan kumuh sebagai konsekuensi penyakit masyarakat.
-          Meningkatkan sistem keamanan lingkungan (siskamling)
·         Upaya Refrentif atau Penanganan Langsung
-          Penegakan hukum oleh aparat penegak hukum, seperti kepolisian, kejaksaan, dan lain-lain.
-          Pemberantasan korupsi secara tegas dan berkelanjutan, baik ditingkat pusat maupun tingkat daerah.
-          Kontrol dan evaluasi yang berkelanjutan terhadap lembaga-lembaga permasyarakatan.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari penelitian yang telah kami lakukan, kami dapat memaparkan berbagai macam perubahan keadaaan sosial dari berbagai desa di Kecamatan Alas – Kabupaten Sumbawa, sebagai berikut :
A.    Desa Juranalas
Desa Juranalas yang terletak diantara Desa Kalimango dan Desa Dalam ini memiliki situasi keadaan sosial yang cukup baik perubahannya. Karena dari hasil wawancara dengan beberapa masyarakat menyatakan bahwa masih terjalinnya interaksi antar sesama masyarakat yang cukup baik. Tidak hanya itu, beberapa Ibu Rumah Tangga (IRT) pun masih sering berkumpul untuk sekedar berbicara tentang kehidupan saat ini. Anak-anak kecil pun terlihat belum terpengaruh  dengan teknologi yang membuat permainan tradisional mereka punah begitu saja. Dilihat dari  sisi lainnya, Desa dengan dua dusun ini juga terlihat terpengaruh dengan kebudayaan luar. Ini dibuktikan dari mode berpakaiannya yang mengikuti perkembangan zaman. Hal yang sangat terlihat dari perubahan sosial yang ada di desa ini, yaitu adanya taman yang telah dibangun oleh aparat desa tepat di Dusun Tal yang menjadikan taman tersebut sebagai wadah bagi anak-anak kecil maupun dari kalangan lainnya untuk sekedar hanya bermain bersama.
Berikut adalah hasil observasi lapangan yang telah kami lakukan, ditinjau pada sore hari pada waktu setempat :
1.      Dusun Tal
Senin, 9 Januari 2017 : 16.43 WITA
2.      Dusun Juranalas
Senin, 9 Januari 2017 : 16.39 WITA

B.     Desa Kalimango
Desa Kalimango yang terkenal dengan pusatnya Majid Besar Al-Ihsan Alas ini memiliki perbedaan keadaan sosial tersendiri dari masing-masing dusun yang ada. Ditinjau dari dusun yang pertama, yaitu Dusun Kalimango yang memiliki interaksi sebagai suatu keadaan sosial yang minim. Ini membuktikan bahwa ada pengaruh besar yang membawa dusun ini menjadi dusun yang begitu sepi. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan, masyarakat pada dusun ini hidup konsumtif karena memprioritaskan perkerjaan masing-masing. Dan yang hanya aktif hanyalah anak-anak kecil yang masih kecanduan dengan permainan tradisonalnya.
Sedangkan pada dusun kedua yaitu Dusun Pok – Desa Kalimango. Berbeda dengan dusun sebelumnya, dusun ini memiliki keadaan sosial yang interaksinya cukup baik. Perbedaaan keadaan sosial pada tahun-tahun sebelumnya dengan tahun ini tidak begitu mencolok dilihat jika dari sisi interaksi sosial maupun dari pembangunannya. Namun apabila dtinjau lebih dalam, dusun ini juga tidak begitu terpengaruh besar dengan teknologi maupun perkembangan mode pakaian yang begitu pesat, hanya sebagian dari kalangan remaja saja yang begitu terpengaruh.
Dan dusun yang terakhir yaitu Dusun Kerato – Desa kalimango. Hampir sama dengan dusun sebelumnya, dusun ini juga erat ikatan interaksi sosialnya. Tidak hanya antar anggota rumah tangga pada dusun tersebut, namun juga antar anggota masyarakat dengan dusun lainnya. Apabila dikaji lebih dalam, ini disebabkan karena pengaruh besar dari perkembangan pembangunan lapangan kerato yang kini bisa dikatakan sebagai pusatnya berolah raga, entah itu dari permainan bola volly, bermain sepak bola, atau permainan lainnya.
Berikut adalah potret keadaan sosial dari berbagai dusun yang telah disebutkan :
1.      Dusun Kalimango
Jum’at, 20 Januari 2017 : 15.28 WITA
2.      Dusun Pok
Senin, 9 Januari 2017 : 16.34
3.      Dusun Krato
Senin, 9 Januari 2017 : 16.31


C.    Desa Dalam
Desa Dalam yang memiliki luas wilayah sekitar 365,56 Ha (http://p2kpsbw.wordpress.com/profil-desabkm-2/kec-alas/desa-dalam/) termasuk dalam desa terbesar di Kecamatan Alas. Desa Dalam dibagi menjadi 5 dusun, diantaranya ada Dusun Dalam, Dusun Santong, Dusun Telaga Bakti, Dusun Telaga Baru, dan Dusun Tengkal. Dari dusun-dusun tersebut, ada beberapa dusun yang sudah sangat terpengaruh oleh unsur kebudayaan lain, contohnya pada dusun Telaga Bakti dan Telaga dalam yang hampir mayoritas penduduknya mengikuti mode masa kini, entah tu dari kalangan anak-anak yang sudah terpengaruh dengan gadget atau kalangan remaja yang terkadang menjelma menjadi kenakalan remaja serta mengikuti fashion hitz katanya bahkan para ibu-ibu yang tak kalah terpengaruh dengaan perkembangan sosial media. Sedangkan pada Dusun Santong dan Dusun Tengkal yang mayoritasnya adalah penduduk asli Lombok yang bertransmigrasi ke Pulau Sumbawa tidak begitu terpengaruh dengan fashion hitz masa kini, bahkan perubahan pembangunannya pun tidak terlihat begitu signifikan. Dari hal ini tentu adanya perubahan dari berbagai dusun. Sedangkan dusun yang lain masih berenggotakan penduduk Sumbawa. Dusun yang dihuni oleh penduduk Lombok memiliki tingkat interaksi yang lebih tinggi dari pada dusun-dusun yang duhuni oleh penduduk Alas- Sumbawa.
Berikut adalah hasil obervasi lapangan yang telah kami lakukan :
1.      Dusun Dalam
Senn, 9 Januari 2017 : 16. 43
2.      Dusun Santong
Senin, 9 Januari 2017 : 17.08
3.      Dusun Telaga Bakti
Senin, 9 Januari 2017 : 17.04 WITA
4.      Dusun Telaga Baru
Senin, 9 Januari 2017 : 17.12 WITA
5.      Dusun Tengkal
Sabtu, 21 Januari 2017 : 18.16 WITA

D.    Desa Baru
Desa ini sangat terkenal dengan penduduk yang dominannya merupakan penduduk asli suku sasak yang bertransmigrasi dari Pulau Lombok ke Pulau Sumbawa. Masyarakat di desa ini memiliki aktivitas yang cukup padat pada sore hari. Karena lebih banyak dari mereka yang bermata pencaharian sebagai kusir cidomo dan pedagang kecil.  Desa ini tidak begitu terpengaruh dengan kemajuan zaman. Hanya kalangan anak-anak remaja saja terpengaruh, itupun masih dalam jumlah yang tidak begitu banyak. Dan diihat dari sisi pembangunan belum terlihat adanya perbedaan sosial dari tahun sebelumnya. Hanya ada beberapa masyarakat yang sadar dengan pentingnya mencari uang, lalu mereka membuka kios kecil untuk dijadikannya ladang mencari uang. Atau bagi anak-anak kecil yang sering bermain sembari ikut untuk membantu orang tua mencari rezeki dengan berkerjaan sebagai kusir cidomo atau mengantarkan pasir pesanan orang.
Berikut adalah keadaan sosial di berbagai dusun Desa Baru :
1.      Dusun Taruna
Senin, 9 Januari 2017 : 16.23 WITA
2.      Dusun Praya
Senn, 9 Januari 2017 : 16.43 WITA
3.      Dusun Lengkok
Senin, 9 Januar 2017 17.02 WITA
4.      Dusun Motong
Senin, 9 Januari 2017 : 16.30

E.     Desa Luar
Desa Luar ini memiliki beberapa dusun yang terlihat sangat berbeda keadaan sosialnya, terutama di dusun Mutiara yang dominan gaya hidupnya bersifat kekotaan, in terbukti dari hasil wawancara dengan beberapa masyarakatnya yang menyatakan bahwa Dusun Mutiara tersebut minim interaksi secara langsung antar sesama, ini dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang memasyarakatkan masyarakat dengan interaksi tidak langsung yakni melalui sosial media. Tidak hanya itu, keseluruhan desa luar jika dilihat dari sisi pembangunannya, tidak ada peubahan yang begitu mencolok dari tahun-tahun sebelumnya. Hanya progress yang terlihat pada pembangunan sekolah yang bertempat pada desa tersebut. Sedangkan pada dusun-dusun lainnya, interaksi sosai secara tidak langsung sangat jarang dilakukan.
Berikut beberapa foto pada dusun-dusun di Desa Luar.
1.      Dusun Bawa
Senin, 9 Januari 2017 : 17. 16
2.      Dusun Luar
Senin, 9 Januari 2017 : 17. 13
3.      Dusun Batir
Senin, 9 Januari 2017 : 17. 07
4.      Dusun Mutiara
Alas, 9 Januari 2017 : 17.17 WITA

F.     Desa Labu Alas
Desa terluar Kecamatan Alas, yakni desa Labu Alas. Desa ini hanya memiliki dua dusun, yaitu Dusun Bangsal yang biasa orang lalui untuk mengunjungi Labuan Alas, dan Dusun Tarum yang berada di sebelas selatan Dusun Bangsal. Kedua dusun ini memiliki keadaan sosial yang hampir sama. Penduduk Desa Labu Alas sangat jarang melakukan interaksi antar sesamanya, mereka hanya akan berkumpul bersama apabila hanya ada sebuah kegiatan yang ruang lingkupnya adalah halayak ramai. Dari sisi pembangunannya, masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya artinya tidak adanya perubahan sosial dalam masyarakat tersebut. Namun pada sekitar tahun 2011, Desa Labuan Alas tepatnya pada Dusun Tarum yaitu pada Labuhan Alas menjadi pusat berkumpulnya para kalangan masyarakat, entah itu dari anak-anak, remaja, maupun dari orang dewasa. Disana masyarakar dapat menikmati suasana pelabuhan layaknya pantai lengkap dengan lesehan yang telah disediakan oleh masyarakat untuk sekedar mencari uang. Namun tu semua tidak berjalan dengan waktu yang cukup lama. Karena banyak yang berbuat tidak senonoh ditempat tersebut. Maka masyarakat dari pemerintahan menggusur tempat tersebut dan terjadilah perubahan sosial hingga saat ini.
Berikut adaah potret sore hari ketika berada di kedua dusun tersebut :
1.      Dusun Tarum
Senin, 9 Januari 2017 : 18. 23
2.      Dusun Bangsal
Senin, 9 Januari 2017 : 18. 12



            Demikianlah hasil observasi lapangan dan hasil wawancara yang telah kami lakukan dengan berbagai anggota masyarakat dari masing-masing desa. Setiap desa memiliki tingkat perubahan sosial yang berbeda-beda, ada desa dengan dusun yang sangat terpengaruh dengan perkembangan mode masa kini, dan ada juga desa yang tidak terpengaruh dengan perkembangan zaman. Ada juga desa yang memiliki perubahan sosial karena adanya perilakau yang tidak disenangi oleh penduduk desa yang pada lazimnya itu hanya dapat ditangani oleh aparat pemerintah saja.
Bukan hanya itu, masyarakat dari beberapa desa juga masih ada yang belum sadar bahwa diluar sana masih ada perkerjaan yang pantas untuk dilakukan, dari pada hanya berdiam dirumah saja. Untuk ibu-ibu juga masih bisa memanfaatkan waktu luang untuk meningkatkan perekonomian rumah tangga. Dari permasalahan-permasalahan yang ada di berbagai lapisan masyarakat, dapat diatasi dengan mengoptimalkan fungsi kelembagaan masyarakat seperti Lembaga Swadaya Masyarakat dan ibu-ibu PKK.
            Dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) ini pemerintah bisa mengerti dengan permasalahan yang ada. Seperti pengangguran atau belum mendapatkan perkerjaan yang layak untuk masyarakat, fasilitas apa saja yang perlu dibangun di desa-desa tertentu, atau sebagainya. Sehingga LSM ini dapat memberdayakan masyarakat dan memberikan pengetahuan sosial mengenai apa saja yang bisa dijadikan manfaat terkait dengan lingkungan sekitarnya.
            Dengan membentuk organisasi kecil untuk kaum hawa, ibu-ibu PKK bisa menjadi salah satu solusi terbaiknya. Tidak mengurangi aktivis ibu-ibu yang naluriah selalu ingin berkumpul, justru perkumpulan kecil ini akan mendatangkan sifat-sifat positif. Dapat membentuk perkumpulan yang mendapatkan penghasilan dengan cara memanfaatkan sesuatu yang ada disekitar dan bisa membaca serta memberikan solusi tentang permasalahan ibu rumah tangga.
Dan bagi anak-anak remaja dapat mengambil sisi postif dari perkembangan zaman, perkembangan teknologi, perkembangan komunikasi, maupun perkembangan dari trend mode yang katanya adalah remaja hitz masa kini. Menjadi orang yang mengembangkan mode penampilannya itu memang hitz, tapi bagi anak yang tidak mengembangkan mode pemikirannya itu sangat miris.


BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah yang berjudul “Perubahan Sosial Di Kehidupan Masyarakat” ini adalah bahwa tiap-tiap anggota masyarakat pasti akan mengalami perubahan sosial. Entah itu akan berjalan secara cepat atau secara lambat. Atau mungkin akan terpengaruh secara dominan atau resesif. Kehidupan sosial masyarakat  di beberapa desa di Kecamatan Alas ada yang di pengaruhi oleh perkembangan teknologi, pengaruh kebudayaan luar dan pengaruh lingkungan sekitar. Namun dari hasil penelitan kami, kami dapat mengakui secara tegas bahwa ada faktor lain yang menyebabkan perubahan sosial itu terjadi, yaitu perkerjaan dari anggota masyarakat tersebut. Karena perkerjaan lingkungan sekitar kita dapat mempengaruhi pribadi seseorang memandang dunia yang lain.

B.     Saran
Saran dari kami kepada pemerintah agar lebih memperhatikan perubahan sosial yang terjadi di berbagai lapisan masyarakat. Dan untuk masyarakat sendiri, dapat mengoptimalkan segala interaksi sosial untuk selalu meningkatkan kesejahteraan. Karena perubahan sosial tidak akan menimbukan kesan negatif bagi orang yang mengetahui dan memahami konsep perubahan sosial secara baik. Yang bisa berdampak pada kehidupan beberapa tahun yang akan datang dan sebagai pembelajaran perilaku kepada generasi pendatang.



DAFTAR PUSTAKA
Catik Budiarti, Atik. 2009. Sosiologi Kontekstual Untuk SMA dan MA. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Mulyadi, Yad dkk. 2015. Panduan Sosiologi. Jakarta : Yudistira.



LAMPIRAN
Berikut adalah beberapa pertanyaan yang kami ajukan kepada beberarapa masyarakat :
1.      Bagaimana keadaan sosial di desa mu padaa saat sore hari? Apakah ada beberapa orang yang sekedar berkumpul atau melakukan aktivitas lainnya?
2.      Jika ada, dari kalangan mana saja itu?
3.      Apakah ada suatu waktu atau suatu hari dimana masyarakat memiliki aktivitas sosial yang berbeda dari hari-hari sebelumnya?
4.      Menurut anda, adakah perubahan sosial di desa mu dari tahun ke tahun?
5.      Menurut anda, apa yang menyebabkan terjadinya itu semua?

Dan berikut ini adalah potret saat kami melakukan observasi lapangan, ada beberapa warga desa yang begitu antusias ketika kami datang dan mengambil foto keadaan sosial mereka.